Perpustakaan Alexandria: Misteri, Sejarah, dan Warisan Intelektual Dunia
Asal Usul dan Pendirian
Perpustakaan Alexandria, atau Library of Alexandria, adalah salah satu pencapaian intelektual terbesar di dunia kuno. Didirikan sekitar tahun 283 SM oleh Ptolemaios I atau putranya, Ptolemaios II, perpustakaan ini terletak di kota pelabuhan Alexandria, Mesir—sebuah kota yang didirikan oleh Aleksander Agung. Tujuannya adalah menjadikan Alexandria sebagai pusat pembelajaran dan kebudayaan dunia, menyaingi kota Athena di Yunani.
Visi Universal Pengetahuan
Perpustakaan ini didesain bukan sekadar sebagai tempat penyimpanan buku, melainkan sebagai pusat penelitian dan pembelajaran terbuka untuk para ilmuwan dari seluruh dunia. Para penguasa Ptolemaik berambisi mengumpulkan seluruh pengetahuan manusia dari berbagai peradaban, termasuk Yunani, Mesopotamia, Mesir, Persia, India, dan bahkan Tiongkok.
Koleksi dan Isinya
Koleksi perpustakaan ini diperkirakan mencapai antara 400.000 hingga lebih dari 700.000 gulungan papirus. Naskah-naskah tersebut mencakup ilmu pengetahuan, matematika, astronomi, filsafat, kedokteran, dan sastra. Salah satu metode pengumpulan koleksi yang terkenal adalah dengan menyalin semua naskah dari kapal asing yang berlabuh di pelabuhan Alexandria—salinan asli disimpan di perpustakaan, sedangkan duplikatnya dikembalikan ke pemilik.
Tokoh-Tokoh Ilmiah Terkenal
Perpustakaan Alexandria menarik banyak ilmuwan terkemuka, seperti Euclides (bapak geometri), Eratosthenes (yang menghitung keliling bumi), dan Hipparchus (astronom besar). Mereka bekerja di dalam kompleks Mouseion, institusi akademik yang berada di area perpustakaan dan menjadi cikal bakal universitas modern.
Kehancuran dan Misterinya
Tidak ada catatan pasti tentang satu peristiwa tunggal yang menghancurkan Perpustakaan Alexandria. Sejarawan mencatat serangkaian insiden, seperti kebakaran saat penyerangan oleh Julius Caesar pada 48 SM, penghancuran oleh Kaisar Aurelian pada abad ke-3 M, serta tekanan keagamaan dan politik di kemudian hari. Akibatnya, sebagian besar koleksinya hilang secara bertahap selama berabad-abad.
Bibliotheca Alexandrina: Reinkarnasi Modern
Pada tahun 2002, perpustakaan baru bernama Bibliotheca Alexandrina resmi dibuka di kota Alexandria, Mesir, sebagai simbol kebangkitan semangat ilmiah dan budaya yang pernah ada. Proyek ini merupakan kerja sama antara pemerintah Mesir dan UNESCO. Bangunan modern ini menampung jutaan buku, pusat konferensi, planetarium, museum, dan ruang penelitian, menjadikannya pusat pembelajaran global di era modern.
Kesimpulan
Perpustakaan Alexandria bukan hanya lambang kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, tetapi juga pengingat betapa berharganya warisan intelektual umat manusia. Meski telah lama hancur, semangat dan pengaruhnya terus hidup melalui upaya pelestarian ilmu dan pembangunan perpustakaan modern di seluruh dunia.